Wednesday, April 14, 2010

Confession of The Secret

Bila anak sungai telah mengalir, kau pun tak dapat membendungnya

Ketika secercah harapan telah pupus, kau pun tak dapat menghadirkannya

Bila sang burung tak lagi bersayap, kau pun tak dapat menerbangkannya

Tahukah kau apa yang aku siratkan kepadamu?

Tahukah kau makna dibalik aksara kasat mata?

Bila aku menangis aku yakin kau tak dapat menghentikannya sekalipun belati kau sodorkan di mukaku
yang basah digenangi air menganak sungai ini

Ketika asaku meraih mimpi yang kau janjikan telah habis ditelan waktu dipudarkan oleh penantian kau tak dapat menimbulkan kembali rasa yang dulu pernah kusimpan untuk dirimu sekarang

Dan bila diriku tak lagi mampu terbang di awan cinta langit fatamorgana yang kau ciptakan kau pun tak dapat membuat aku melayang jauh lagi bersama sayap-sayap utuh dirimu

Aku mati rasa

Tak lagi dapat merasakan hangatnya mentarimu

Tak lagi dapat merasakan hangatnya bisikanmu

Tak lagi dapat merasakan dinginnya ujung jemarimu

Aku kebal jiwa raga

Ruang kosong dihatiku semakin berjubel

Pesonamu kini hilang sedikit demi sedikit

Aroma tubuhmu tak lagi membekas di ujung-ujung hidung

Aku tak membencimu

Juga tidak lagi menyayangimu

Aku hanya temanmu sekarang

Dan bukan “seseorang” bagimu


(Malang, 03 April 2010 at 5:10 am)