Tuesday, June 8, 2010

Ketika Itu

Bila anak sungai telah mengalir, kau pun tak dapat membendungnya

Ketika secercah harapan telah pupus, kau pun tak dapat menghadirkannya

Bila sang burung tak lagi bersayap, kau pun tak dapat menerbangkannya

Tahukah kau apa yang aku siratkan kepadamu?

Tahukah kau makna dibalik aksara kasat mata?

Bila aku menangis aku yakin kau tak dapat menghentikannya sekalipun belati kau
sodorkan di mukaku yang basah digenangi air laut menganak sungai ini

Ketika asaku meraih mimpi yang kau janjikan telah habis ditelan waktu dipudarkan oleh penantian kau tak dapat menimbulkan kembali rasa yang dulu pernah kusimpan untuk dirimu sekarang

Dan bila diriku tak lagi mampu terbang di awan cinta langit fatamorgana yang kau ciptakan kau pun tak dapat membuat aku melayang jauh lagi bersama sayap-sayap utuh dirimu..

Aku mati rasa

Tak lagi dapat merasakan hangatnya mentarimu

Tak lagi dapat merasakan hangatnya bisikanmu

Tak lagi dapat merasakan dinginnya ujung jemarimu

Aku kebal jiwa raga

Ruang kosong dihatiku semakin berjubel

Pesonamu kini hilang sedikit demi sedikit

Aroma tubuhmu tak lagi membekas di ujung-ujung hidung

Aku tak membencimu

Juga tidak lagi menyayangimu

Aku hanya temanmu sekarang

Dan bukan “seseorang” bagimu

(Malang, 03 April 2010 at 5:10 am)

Sunday, June 6, 2010

Pengorbanan

Aku tak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini. Ketika cintaku disambut oleh lelaki yang telah aku puja melebihi obsesiku untuk memiliki seorang pacar bule. Malam ini di atas peraduan yang dipenuhi oleh mawar hitam yang udaranya dipenuhi oleh aroma lavender menambah romantis malam-malam pertama kami sebagai sepasang kekasih dan bukan sebagai sepasang suami-istri.
Aku tak pernah merasakan kesenangan yang sangat berarti seperti malam ini yang memiliki arti penting bagiku. Ketika hasratku disambut baik oleh lelaki yang telah aku dambakan melebihi sebuah kamera SLR yang selama ini aku inginkan. Malam ini di dalam kamar bungalow yang dipenuhi cahaya temaram lampu-lampu temaram dan dihiasi kelambu-kelambu tipis menambah sensual suasana malam-malam pertama kami sebagai sepasang remaja yang setahun lagi akan menjadi sepasang dewasa dan bukan sepasang suami-istri.

Aku tak ingin mengingat lagi bagaimana caraku untuk mendapatkan cinta lelaki ini, dan tak ingin mengingat lagi selama apa aku menunggu untuk dia menyadari bahwa diriku telah lama mencintai dia walaupun hanya dari kejauhan. Yang mau aku tahu hanyalah, dia tak henti-hentinya mengucapkan kata cintanya padaku, betapa dia juga telah lama memendam rasa cintanya padaku tapi malu untuk mengungkapkannya. Yang mau aku tahu malam ini hanyalah, dia tak henti-hentinya memeluk tubuhku sambil membisikkan kata-kata cinta yang sebenarnya berbau gombal tapi aku terima karena itu keluar begitu saja dari mulutnya, dari bibir yang selalu dikatupkannya bila dia tersenyum tersipu malu, dan yang paling mau aku tahu malam ini adalah kalau cintanya tulus padaku dan tak ingin aku pergi jauh darinya.
Kedua tangannya masih memeluk erat tubuhku, nafasnya terasa hangat di telingaku, detak jantungnya saling memburu di punggungku, dan dadanya begitu bidang hingga aku bisa tenggelam dalam pelukannya malam ini. Aku tak ingin malam ini cepat berakhir, aku tak ingin sang fajar datang menjemput malam dengan iringan kokokan ayam jantan, dan aku tak ingin melihat sunrise, aku tak ingin melihat langit biru, dan merasakan udara pagi. Yang aku inginkan hanya langit malam hitam pekat dengan adanya taburan bintang atau tidak bukan itu yang penting, yang aku inginkan hanya merasakan semilir angin malam yang menyusup lewat jendela-jendela kamar menerbangkan gorden, yang aku inginkan hanyalah rembulan yang berada di langit sana dan takkan tergantikan dengan matahari, dan aku hanya ingin mendengarkan suara burung hantu.

Sekarang aku tidak kedinginan, aku memiliki dia yang tetap memelukku. Aku tidak takut, aku berada di dekatnya sekarang. Dan aku tidak kesepian dan kelabu, aku tetap mendengar suaranya tepat di telingaku yang tetap membisikkan kalimat-kalimat cinta. Jika saja Tuhan selalu memberikan kesempatan seperti ini padaku, kepada kami berdua tentu aku akan seperti gadis yang tak pernah kekurangan warna hidup seperti yang pernah dikatakan seorang teman padaku, jika saja Tuhan menghendaki kami berdua bisa seperti ini tak terpisah ruang dan waktu mungkin aku akan seperti gadis yang tak pernah merasakan kesepian dan kesedihan seperti yang selama ini aku rasakan.

Mengapa kesempatan seperti ini jarang sekali aku dapatkan seumur hidupku bahkan memang tidak pernah aku rasakan. Apakah karena aku yang tak sanggup untuk melakukannya atau karena latar belakang agama yang melarang perempuan dan laki-laki saling bersentuhan sebelum mereka menikah atau karena bukan muhrim?
Lalu kapan lagi aku akan merasakan hal seperti yang terjadi malam ini? Apakah besok atau lusa? Atau tidak akan sama sekali? Aku tak ingin malam ini berakhir, aku tak akan terlelap, aku akan melawan rasa kantuk kalau-kalau dia akan datang saat ini menyapa kami berdua, aku tak akan lelah dalam posisi seperti ini, aku tak akan dikalahkan oleh waktu yang terus berjalan, aku akan tetap berada pada posisi seperti ini. Dia memeluk diriku erat dari belakang sedang aku duduk di depannya, dan kepalanya berada disamping kepalaku. Aku akan bertahan karena aku sayang padanya melebihi apa yang akan kuterima sebagai dosa karena telah bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimku. Aku cinta padanya melebihi apa yang aku tinggalkan saat ini, shalat malamku yang telah aku tinggalkan demi harus tetap berada di dekatnya. Mungkin aku telah terperdaya oleh hasutan iblis untuk lebih memilih dia dibanding Tuhanku yang cintanya padaku tak bisa diragukan lagi oleh siapa pun.

Maafkan aku Tuhan, maafkan diriku atas apa yang terjadi malam ini. Jangan pertemukan kami berdua untuk kesekian kalinya di dalam nerakaMu yang jahannam luar biasa, jangan pertemukan kami dalam keadaan yang hina dina di pengadilanMu nanti, tapi pertemukan kami kembali di kehidupan yang selanjutnya bila itu memang ada dalam keadaan yang baik sebaik apa yang telah Engkau berikan, dan pertemukan kami kembali di dalam surgaMu yang di dalamnya mengalir sungai-sungai bening nan suci.
Lalu kemudian kusadari kalau itu semua hanyalah khayalan semata karena pada kenyataannya sekarang diriku sedang tidak bersamanya, diriku tidak bisa meraih cintanya dan sampai hari ini, detik ini dan sampai khayalanku tadi berakhir aku masih belum mendapatkan cintanya. Dan mungkin aku hanya bisa terus berkhayal tentang dirinya tanpa harus merasakan apa yang nyata darinya.



Malang, 4 Mei 2010 at 10 : 28 pm

Pembelaan

Topeng-topeng itu kini menanti dengan amarah yang berkecamuk di dalam dada-dada panas mereka. Dia hanya bisa terdiam ditusuk belati ucapan fitnah dan perempuan-perempuan yang membenci dirinya, sungguh dia tidak mengerti mengapa mesti dirinya yang harus menanggung semua.

Dalam hati dia bergumam “mengapa hujatan dan cacian yang terlontar dari mulut-mulut kotor kalian wahai pezinah lagi munafik?”. Dia marah dan berontak namun tak terlampiaskan sehingga hanya cucuran keringat yang membasahi pakaiannya yang telah kusam akibat keseringan dicuci. Sesekali ia menengadah ke atas, ke balkon dan menoleh ke kiri dan ke kanan yang nampak olehnya hanyalah tatapan bengis dari para lelaki yang mencela dan menghujat seolah-olah akan menerkam dirinya hidup-hidup tanpa ampun.

Sampai matahari sudah setinggi ini pun, sampai kerongkongannya kering akibat panas pun mereka tak henti-hentinya berteriak dan menyoraki dia dengan umpatan-umpatan kotor yang pernah ada. Batinnya terkoyak, telinganya hampir pecah, dadanya sesak oleh suara-suara kotor itu, tak ada yang bisa menolongnya semua teman-teman wanitanya juga ketakutan dan teman-teman lelakinya yang selama ini selalu menjaganya akhirnya lepas tangan karena sangat pengecut untuk membelanya di depan para lelaki yang menghujatanya.

Dia mengepalkan tangannya karena menahan amarah, dia mengatupkan kedua bibirnya mencoba untuk bersabar, dan membusungkan dadanya mencoba untuk malapangkan jiwa yang kini porak poranda. Dia adalah wanita yang selalu dicela karena penampilannya, dia wanita yang selalu dicemooh karena cara dia berlaku dan dia wanita yang selalu disindir karena pergaulannya terhadap lawan jenis, dan dia adalah wanita yang belum mendapat pujian dan penghormatan atas kepercayaan dirinya untuk tetap menjadi seorang perawan ditengah-tengah nafas seks dan godaan huru hara darah muda.

Lalu kenapa hanya dia yang terhakimi dengan jelas? Dan kenapa hanya dia yang begitu sering diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya? Apakah hanya dia gadis di kota ini yang suka berpakaian minim, apakah hanya dia gadis di kota ini yang sering berbicara kotor bila sedang emosi, apakah hanya dia gadis di kota ini yang suka untuk tetap menjadi dirinya sendiri sekali pun orang lain sering melempar kritik yang tak penting untuk dirinya? Sungguh pertanyaan-pertanyaan itu sampai hari ini tak ditemukan jawabannya apalagi bukti nyata bahwa dia memang adalah pelacur atau perempuan kotor seperti yang selama ini orang-orang pikirkan.

Di pengadilan yang dia sebut sebagai pengadilan buta ini dia masih mengharapkan keajaiban dari Tuhannya, Tuhan yang selalu dia sembah sehari lima kali dalam waktu-waktu yang telah ditetapkan, Tuhan yang selalu di pujinya ketika fajar menyingsing dan ketika senja. Walaupun ketika mukena dan sajadahnya ia lepaskan dan kembali pada atributnya, celana pendek dan baju kaos terkadang rok mini. Dia tak pernah dijamah oleh satu lelaki pun dalam hidupnya, dia tak pernah merasakan apa yang dinamakan surge dunia antara perempuan dan laki-laki, dia jugatak pernah ditiduri oleh satu orang pun di dunia ini apalagi sampai melacur di pinggiran kota, dia memang suka berpakaian minim bukan berarti bisa disentuh seperti apa yang mereka kira.

Untuk apa berpakaian tertutup kalau akan dibuka bila telah berada di ruang tertutup dengan sang pacar? Buat apa memakai rok lebar supaya bentuk tubuh tidak terbentuk dengan jelas kalau nantinya akan dibuka ketika keramaian telah berakhir? Lalu kenapa harus menutupi kepala sampai ke dada kalau hanya untuk menutupi bekas hisapan-hisapan lelaki-lelaki nakal semalam? Mengapa orang-orang ini tidak pernah berpikiran ke arah sana, mana mereka yang katanya masuk dalam golongan anak gaul, modern dan mengikuti arus globalisasi.
Seharusnya mereka lebih bisa berempati pada setiap individu-individu yang diberi label yang kurang jelas, mereka juga bisa memberikan penjelasan yang logis dan mengarah pada contoh yang realistis pada orang-orang yang pikirannya sempit lagi kolot.

Kali ini dia harus bersuara. Dia harus mengeluarkan unek-unek yang selama ini dia pendam dalam hatinya, dia harus mengeluarkan bukti yang selama ini dia simpan untuk menjaga kehormatan wanita-wanita yang dia kenal selama hidupnya. “aku tidak boleh menjadi orang yang baik sekarang! Aku tidak lagi akan menjaga rahasia yang telah diceritakan kepadaku sebagai aib mereka! Tidak lagi! Dan tidak akan pernah!” itu yang diucapakannya dalam hatinya yang telah hancur porak poranda seperti bangunan yang dihancurkan oleh badai Katrina.

“dengarkan aku wahai orang-orang suci namun sebenarnya munafik (dalam hati dia menambahkan). Lihat aku dengan mata kalian yang sinarnya paling terang tapi sebenarnya kalian buta. Kalian berhak menghujat dan melontarkan apa pun yang kalian ingin katakan kepadaku, dan sekarang adalah saatnya untukku berbicara..”
Dia menarik nafasnya pelan-pelan dan mulai mengangkat kepalanya ke atas balkon di mana semua mata tertuju padanya, dipegangnnya mikrofon dengan erat dan keyakinan yang besar.

“apakah kalian memiliki saudara perempuan, anak gadis, kekasih dan istri wahai para lelaki? Apakah kalian melihat saudara kalian itu sebagai perempuan-perempuan yang terhormat, gadis perawan yang manis, dan istri-istri yang solehah tanpa dosa sedikit pun? Atau kekasih kalian yang bisa kalian jamin sampai hari ini masih menjaga kehormatannya untuk kalian menikah nanti? Dan apakah kalian para perempuan di atas sana, memiliki saudara laki-laki, putera, kekasih dan suami yang kalian banggakan dan kalian jadikan imam dalam rumah tangga? Pernahkah kalian berpikir bahwa mereka adalah saudara kalian yang akan ikut menjaga kehormatan kalian di luar rumah dan akan mengelus kepalamu ketika tiba di rumah? Lalu apakah putera-putera kalian itu adalah anak-anak yang bisa menjaga kehormatan kalian di hadapan orang lain, kekasih kalian yang menjaga dirimu dari sentuhan lelaki lain tanpa harus mengumbar kata-kata manis, kekasih yang tidak akan menyentuh bagian terpenting dari harga dirimu? Dan suami-suami kalian yang tetap setia pada kalian walaupun payudara telah kendor dan pantat kalian telah penyok, yang bisa menahan diri bila berada jauh dari kalian? Lalu kenapa harus aku, kenapa cuma aku yang kalian anggap hina?”

Orang-orang yang tadinya berteriak, berwajah merah karena amarah kini berubah layaknya orang bisu, muka mereka merah karena malu dan satu per satu terduduk di kursi masing-masing.
“kenapa kalian terdiam seperti orang bisu? Mana suara lantang yang tadi berteriak dengan kata-kata umpatan dan kata-kata kotor padaku? Aku tak akan melawan, aku hanya seorang diri di hadapan kalian. Yang aku miliki sekarang hanyalah iman dan Tuhanku, teman-temanku tidak berada di sampingku untuk membelaku. Yang aku butuhkan hanyalah jawaban dari kalian!”
“kalau kalian beranggapan bahwa aku telah dijamah oleh berbagai tangan-tangan lelaki, tolong angkat tangan bagi para lelaki di kota ini yang pernah mendaratkan tangannya di atas tubuhku! Kalau kalian beranggapan bahwa aku sudah tidak perawan, tolong lihat kemaluanku bila memang urat malu itu sudah hilang ditebas penis laki-laki yang merasa pernah tidur dengan diriku! Kalau ini kalau itu yang kalian pikirkan, sekali lagi tolong datang padaku dan pastikan sendiri..” dia sudah kehabisan kata-kata, hanya air mata yang berlinang di pipinya sebagai penutup dan penegas bahwa dia tak seperti apa yang mereka pikirkan selama ini.

Kemudian dia terduduk sambil mengucapakan kalimat Alhamdulillah terus dan terus diulangi sampai dia benar-benar lelah. Dan orang-orang suci namun munafik yang berada di atas balkon tadi satu per satu pergi meninggalkan balkon persidangan buta, orang-orang terhormat namun biadab juga melakukan hal yang sama. Dan dia hanya menangis karena terharu atas keberanian untuk membela dirinya seorang diri tanpa bantuan nyata kecuali dari Tuhannya.


Malang, 06 April 2010 at 11:11 pm

AKU, KAMU, DAN PERJALANAN

perjalananku masih panjang,

bagai musafir di padang lelah,

berjumpa dengan fatamorgana,

di mana malamku terasa panas, dan siangku terasa dingin membekukan ari-ari,

pernahkah kau lihat burung hantu siang hari?

merpati di malam hari?

ular derik di tengah hujan dan buah-buahan di tengah oasis?

perjalananku diawali derai air mata,

dijalani dengan kesakitan,

dan akan diakhiri dengan misteri,

pernahkah kau merasakan kesakitan amat sangat?

perih menusuk walau kau tertawa?

ku yakin perjalanan kita tak sama,

ikuti arah angin ke barat daya,

ku ikuti bintang utara,

tawaku terlukis tegas di langit,

air matamu menetes di lembah kesunyian,
jangan kau hentikan perjalanan ini,

awan berarak menemani,

tajamnya angin menusuk kulit ari..
(MALANG, OKTOBER-2009)

BUKAN POHON CINTA

Bibit yang aku semai di ladang hati yang tandus

Kini tumbuh merambati relung hati

Akarnya kokoh di dasar hati

Batangnya tinggi menjulang dipuncak hati

Rantingnya gemulai di tengah hati

Daunnya berserakan di musim gugur hati

Ini bukan pohon cinta

Hanya tanaman liar yang kebal ditebas iman

Malang, 01 April 2010 at 02 : 06 am)

Doa Untukmu

Dalam tiap-tiap doaku,

Dalam nama-nama keluarga dan orang-orang tersayang,

Namamu selalu ku sebut walaupun paling akhir,

Dalam tiap-tiap hela nafasku,

Dalam karbon-karbon yang ku lepaskan,

Nafasmu ku simpan dalam paru-paruku,

Dalam tiap-tiap detak jantungku,

Dalam detik-detik ia berpacu,

Selama itu pula aku akan bertahan,

Hanya untukmu,

Dalam tiap-tiap sholat malamku,

Dan dalam tiap-tiap rakaat kuserahkan semuanya kepada Sang Khalik..

Malang, 7 Januari 2010)

Wednesday, April 14, 2010

Confession of The Secret

Bila anak sungai telah mengalir, kau pun tak dapat membendungnya

Ketika secercah harapan telah pupus, kau pun tak dapat menghadirkannya

Bila sang burung tak lagi bersayap, kau pun tak dapat menerbangkannya

Tahukah kau apa yang aku siratkan kepadamu?

Tahukah kau makna dibalik aksara kasat mata?

Bila aku menangis aku yakin kau tak dapat menghentikannya sekalipun belati kau sodorkan di mukaku
yang basah digenangi air menganak sungai ini

Ketika asaku meraih mimpi yang kau janjikan telah habis ditelan waktu dipudarkan oleh penantian kau tak dapat menimbulkan kembali rasa yang dulu pernah kusimpan untuk dirimu sekarang

Dan bila diriku tak lagi mampu terbang di awan cinta langit fatamorgana yang kau ciptakan kau pun tak dapat membuat aku melayang jauh lagi bersama sayap-sayap utuh dirimu

Aku mati rasa

Tak lagi dapat merasakan hangatnya mentarimu

Tak lagi dapat merasakan hangatnya bisikanmu

Tak lagi dapat merasakan dinginnya ujung jemarimu

Aku kebal jiwa raga

Ruang kosong dihatiku semakin berjubel

Pesonamu kini hilang sedikit demi sedikit

Aroma tubuhmu tak lagi membekas di ujung-ujung hidung

Aku tak membencimu

Juga tidak lagi menyayangimu

Aku hanya temanmu sekarang

Dan bukan “seseorang” bagimu


(Malang, 03 April 2010 at 5:10 am)

Saturday, January 16, 2010

Dia sangat membenci kemunafikan .

Dia menjunjung tinggi keterbukaan .

Lalu apa yang ia lakukan?

Dia sendiri telah melakukan suatu kemunafikan .

Dalam diam ia pura-pura berbicara .

Dalam sedih ia pura-pura bahagia .

Dalam tangis ia pura-pura tegar .

Hanya demi menjaga perasaan lelaki itu .

Dia harus bisa menjadi teman yang baik untuknya,

seperti yang lelaki itu lakukan untuk menjadi teman yang baik baginya .

Lelaki itu tidak menyadari kalau dirinya hadir sebagai penerang dalam gelap dunianya .

Lelaki itu tidak merasa kalau dirinya hadir sebagai penyemangat dalam kelesuan dunianya .

dan lelaki itu tidak tahu kalau dirinya hadir sebagai pengisi hatinya yang selama ini telah kosong .
Dia hanya bisa tersenyum dalam kesakitan yang kini ia rasakan .

Kenyataan bahwa dia harus menjadi teman yang baik untuk lelaki itu kini ia terima .

Apa yang bisa ia lakukan?

Hanya senyum yang tulus yang terukir jelas di wajahnya, senyum yang menyembunyikan kekecewaan dan kebesaran hatinya .

Friday, January 15, 2010

Happyness still far away from me .

But i'm trying to searching, and get it .

I just wanna see what the real happyness in my life like every people get .