Sunday, January 16, 2011

Cinta seorang perempuan I

Kira-kira lagu apa yang bisa mewakili suasana hatimu saat ini? Beragam lagu tentang suara hati pasti akan terlontar dari bibir-bibir wanita yang sedang dilanda cinta, kegalauan, patah hati, bahkan sedang dalam kecemasan. Bagaimana dengan perempuan ini? perempuan berkulit sawo matang yang sedang duduk di hadapanku sambil menggigiti kuku kecilnya sambil sesekali melirik handphonenya yang dari tadi berdering namun bukan dari orang yang diharapkannya. "aku menunggu sms dari kamu.." katanya dalam hati. Tapi sejak tadi sore hingga malam menjelang handphonenya tak kunjung memberi jawaban atas penantiannya itu. Satu kata paling membahana di dalam hatinya saat ini adalah, galau. "aku galau. galau. dan galau!. aku tak tahu harus berbuat apa. Laki-laki itu telah meracuni pikiranku, telah merasuki separuh jiwaku, dan telah melumatkan hatiku yang telah hancur tak berbentuk oleh luka lama." "siapa dia sebenarnya yang berani memperlakukan aku seperti itu? aku seperti bola bekel yang dia mainkan lalu dibuangnya dan ditangkapnya kembali ketika dia merasa masih butuh untuk bermain dengan bola bekel kotor lagi kumuh?"

Perempuan yang ada di hadapanku saat ini nampaknya akan segera mengeluarkan air mata kesedihan atau air mata kekecewaan, ah menurutku sama saja sebenarnya. Perbedaannya hanya ada pada penyebabnya saja. Mungkin penyebabnya memang karena laki-laki atau karena cinta? ah menurut saya sama saja sebenarnya. Perbedaannya hanya ada pada aktor utama. Perempuan yang sedang ada dihadapanku saat ini, rambutnya bergelombang tertiup angin sore, sesekali dia menyeruput kopi hangat kegemarannya. Raut wajahnya tak berubah sejak tadi aku perhatikan, hanya merengut, sesekali tersenyum mungkin untuk menghibur diri sendiri,dan sepertinya air matanya telah jatuh setetes.

Ingin rasanya aku menghampiri perempuan itu dan berkata, "mengapa kamu menangisi hal yang tak pasti kedatangannya?" sambil membelai lembut rambut ikalnya yang merah kecokelatan terkena sinar matahari sore. Aku juga seorang wanita yang pernah merasakan bagaimana rasanya menunggu kabar dari seseorang yang sangat kau harapkan, aku juga pernah merasakan kekecewaan atas apa yang kau harapkan ternyata tidak sesuai dengan apa yang ada di depan mata, tapi aku masih bisa berdiri dan tersenyum walaupun di dalam hati aku berontak dan menangis. Mungkin perempuan yang ada dihadapanku ini tidak memiliki kekuatan yang seperti aku miliki dulu. Bahkan kekuatan itu masih melekat pada diriku sampai sekarang. Aku harap bisa bertahan selamanya. ya selamanya.

Laki-laki dan cintanya saling beradu di dalam hati dan pikirannya saat ini, masih sampai detik ini aku memperhatikan perempuan itu handphonenya tak lagi berdering. Tak adal lagi pesan masuk. Tak ada lagi misscalled. Dan dia membanting handphonenya ke dalam tas jinjing warna krem bertuliskan prada. Lalu ia berdiri dan meninggalkan uang di bawah cangkir kopinya. Air matanya kini berlinang bukan hanya setetes dua tetes seperti tadi, mungkin sekarang dia akan menuju mobil dan menangisi penantiannya selama hampir satu jam. Yang dia butuhkan ternyata hanya sejam untuk bisa duduk dan ngobrol dengan laki-laki yang sedari tadi ditunggunya walau hanya lewat sebuah pesan singkat via handphone. Tapi tak ada. Nihil. Dan sunyi.

Aku pernah merasakan hal yang sama seperti dia. Betapa aku menunggu dia, laki-laki yang dulu pernah menelpon diriku secara tiba-tiba dan mengatakan, "aku suka kamu, dan aku sayang." dia adalah laki-laki yang pernah menjadi motivasi terbesarku setelah ayah ibuku, yang selama lima tahun aku nantikan dan ternyata hanya sebulan aku miliki. Lalu kemudia aku mersakan sakit yang luar biasa setelah dua tahun meninggalkan dirinya hanya karena prinsip dan masa depan. Seperti lagu Ipang, sekali lagi. Jika saja kesempatan itu masih mengenal kata "sekali lagi", aku tak harus menunggunya tpai aku akan mendatangi dia dan mengatakan semua yang pernah sempat tertunda dan mungkin dia juga demikian. Waktu itu aku tak menangis sedikit pun, absolutly not! sampai sekarang pun juga tidak. Entah laki-laki mana yang nantinya bisa membuat diriku menangis, berlinang air mata seperti perempuan tadi.

Bahkan ketika aku sedang mencintai laki-laki yang sama sekali tak bisa aku miliki, aku masih tak bisa menangis, sama sekali tidak! mungkin saja hatiku yang sudah remuk babak belur ini telah membantu dan mulai tidak peka oleh rasa sakit dan air mata? aku juga ingin merasakan air mata cinta walaupun cuma sekali, tapi aku tak pernah mendapatkan kesempatan itu. Mungkin aku harus berguru pada perempuan tadi? bagaimana dia bisa menangis lepas seperti tadi walaupun sambil berjalan dan dilihat oleh orang-orang disekitar cafe ini? sumpah! i cant do like what she did.

Laki-laki dan cinta. Perempuan dan cinta. Tiga hal ini termasuk faktor penyebab manusia di berbagai belahan dunia bisa mengeluarkan air mata, berkorban untuk sesuatu yang dianggap mustahil oelh orang awam, dan bahkan mengorbankan segala-segalanya. Aku tak pernah melakukan ketiga hal tersebut. Bahkan aku tak pernah berpikir untuk melakukannya. Mungkin perempuan itu bisa menangis karena telah melakukan ketiga hal itu demi cintanya yang tak pasti bersambut atau tidak? mungkin saja.

Sungguh dapat aku simpulkan, bahwa kekuatan cinta adalah kekuatan terbesar urutan kedua di dunia setelah doa. Walaupun di dunia politik, nuklir dianggap sebagai kekuatan terbesar dan dianggap sebagai pemusnah massal tapi doa dan cinta adalah koloni terkuat. aku yakin. pasti. Tapi aku tak pernah merasa kuat untuk menghadapi cinta yang seharusnya aku perjuangkan ketika aku harus dihadapkan pada dua pilihan, sahabat atau kekasihku? Tiga tahun yang lalu aku adalah seorang yang munafik, pengecut, lagi naif. Aku tak pernah bisa mengakui perasaanku sendiri terhadap sahabatku yang kurasa mungkin itu cinta. Aku tak pernah bisa untuk mengatakan kepada kekasihku betapa aku sangat membutuhkannya karena aku telah benar-benar cinta padanya, dan aku terlalu naif untuk menghadapi keduanya. aku telah kehilangan dua orang laki-laki yang sangat berarti untukku saat itu.

Saat ini. Bagaiamana dengan saat ini? Aku lebih baik sendiri, menjalani keseharianku seperti dulu ketika aku masih remaja yang tidak terlalu mementingkan kehadiran seorang pacar. Tapi aku butuh cinta. Cinta yang dulu pernah ada jauh di dasar hati kecilku ketika ia masih berbentuk hati yang merah merona mungkin namun sekarang idak lagi. Sampai saat ini pun aku masih menjadi seseorang yang pengecut, munafik lagi naif. Aku hanya berani mengakui itu ketika aku sedang melihat pantulan wajahku di depan cermin kamarku. "kamu harus berani menghadapi cinta. cinta itu bergantung pada waktu, tapi waktu tak menunggu cinta. kamu harus mengejar cintamu!".


Malang, 10.09 pm

No comments: