Perempuan itu merasa tak akan pernah bisa menggantikan posisi gadis yang dulu pernah mengisi hati laki-laki yang saat ini telah meracuni pikiran dan hatinya. Ketika perempuan itu tringat akan potret-potret gadis itu yang hingga kini masih disimpannya, dia tidak merasa sakit hati sama sekali hanya saja rasa kecewa dan bersalah yang selalu datang menyelimuti hatinya.
Perempuan itu merasa bersalah karena telah benar-benar menyayangi lelaki itu, sepertinya dia akan mulai mencintainya dalam waktu dekat dan perempuan itu benar-benar telah kecewa karena ternyata lelaki ini nyatanya masih menyimpan potret gadis itu sebagai penyemangat dalam setiap langkah dan helaan nafasnya.
Mengapa dia tak bercerita secara gamblang dan jujur kepada perempuan itu? Bukankah perempuan itu adalah sahabatnya? Mengapa harus ada yang dia tutup-tutupi dan tidak bebas bercerita seperti yang dia lakukan kepada dua sahabat perempuan yang lain?
Sungguh teka-teki ini sangat menguras hati dan pikirannya sampai saat ini. Perempuan itu tidak cemburu dengan gadis itu, absolutly not! Hanya sebuah kejujuran yang diharapkannya dari sahabat terbaiknya. Perempuan itu tak ingin ada alagi kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka seperti ketika dia masih di SMU.
Karena bagi dia, kehilangan sahabat justru dua kali lebih sakit ketimbang harus kehilangan pacar yang sifatnya bisa sementara. Ketika rasa itu masih membara dan cinta sementara bersemi, maka pacar menajdi sangat berarti. Namun ketika cinta itu mulai gugur dan rasanya sudah tak semanis awalnya maka sahabat yang akan selalu menerima kita di dalam keterpurukan.
Mungkin saja perempuan itu telah benar-benar mencintainya atau hanya terjebak di dalam perasaan sementara? Lalu, bila memang dia tidak mencintai lelaki itu, kenapa perempuan itu sempat merasakan panas tubuh yang tidak biasa ketika dia melihat lelaki itu seolah-olah mendekati perempuan lain di depan matanya? Ketika dia berada di dekat laki-laki itu, dia seperti tidak bisa bertingkah seperti biasa walaupun menurut orang-orang tingkahnya biasa-biasa saja? atau karena memang dia yang sudah menajdi tidak biasa dengan lelaki itu?
Itulah salah satu bagian paling misterius dari sebuah cinta. Senang. SEdih. Gundah. Bingung. Galau. Marah. Semuanya campur aduk jadi satu yang bisa menghasilkan rasa cemburu bahkan terkadang tidak beralasan.ya itu lah cinta.
Mungkin bagi para orang-orang skeptis, cinta itu justru menyiratkan ambigu. Yang mereka rasa cinta ternyata hanya perasana sementara sedangkan yang mereka pikir sifatnya sementara justru itulah cinta sejati mereka. Aku termasuk di dalamnya. Aku skeptis dan pesimis.
Permpuan itu juga mungkins eorang yang skeptis atau mungkin dia skeptis tapi optimis dengan hatinya. Dia bisa merebut hati laki-laki itu suatu hari nanti. ya suatu hari nanti. Perempuan itu hanya bisa menunggu. Banyak hal yang harus ditunggunya, ketetapan hatinya dengan laki-laki itu, kesiapan laki-laki itu untuk melepas masa lalunya seperti yang sedang dia coba lakukan juga sekarang, dan komitmen yang harus dipegangnya.
Dalam bait-bait doa yang selalu dia panjatkan kepada Tuhannya, dalam helaan nafasnya, di setiap pacuan jantungnya dag dig dug, selalu tersebut namanya.
Suatu malam ketika dia terbangun dari tidur malam lalu duduk bersimpuh di akhir shalat tahajjudnya, perempuan itu berdoa kepada Tuhannya :
"ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau tahu apa yang terbaik dan buruk untukku. Maka dekatkanlah aku kepada yang baik dan lindungi aku dari yang buruk. Jika laki-laki itu adalah jodohku sekarang maka dekatkanlah kami, tpai bila memang tidak maka jagalah tali silaturahmi kami berdua. Sesungguhnya Engkau tahu pasti siapa yang pantas dan halal buatku."
Lalu perempuan itu tertidur dalam lelap yang tak terhingga dalamnya sampai ia bisa melupakan laki-laki itu walaupun hanya sejenak. Dia sepertinya telah jatuh cinta.
Malang, 02.59 am
No comments:
Post a Comment