Wednesday, October 21, 2009

KAIN

Embun pagi menyeruak permukaan daun,
Sebening kasih yang Ia tumpah.
Wajahku tak sebenig kasih-Nya dan embun-Nya.
Kau masih tertidur pulas.
Di kasur empuk katanya mahal,
Baju tidur merk ternama,
Kau pamer tanpa sengaja,
Padaku serta orang-orang.
“biarlah ku berbalut kain lusuh”
Hatiku bergumam pada-Nya
Suatu siang di tengah terik-Nya,
Daun pintu meronta-ronta
“bukalah aku tuan rumah..ada tamu!”
Langkahmu terasa berat, kain sutramu.
Kau tanggalkan nylon, dan katun kau singkirkan.
“lekas bayar hutang-hutangmu!”
Juragan kain memaksamu.
“berilah waktu beberapa bulan lagi,
Ku tak punya lagi harta penebus kainmu”
“bila punya kain sutra lunasi borok dengan barang itu!”
Kau menipunya agar kain bersamamu.
Pembual selera tinggi.

(Soroako, Agustus 2008)

No comments: