Saturday, March 31, 2012

Kata Seorang Perempuan I


Ketika aku mencoba untuk optimis namun yang aku dapatkan malah hasil dari sebuah pesimistis yang sebenarnya aku hindari. Lalu ketika aku mencoba untuk tetap berpikir positif, kenyataan yang aku dapatkan malah hasil dari sebuah pemikiran negative yang sebenarnya kuhindari. Lalu sebenarnya apa esensi dari berpikiran positif dan optimis bila kekuatan pikiran dan keyakinan bisa dikalahkan oleh takdir? Tuhan secara tersirat mengajarkan kita agar selalu optimis dan think positive dalam setiap keadaan tapi bila kedua hal itu konsisten untuk dilakukan setiap umatnya apakah bisa merubah takdir?

Aku tidak sedang membahas cinta saat ini tapi tidak munafik bila hal ini kutulis karena cinta yang aku rasakan sejak delapan tahun lalu hingga hari ini tiba. Aku ragu untuk menggoreskan kata hatiku sendiri saat ini karena apa yang akan aku tulis mala mini akan membuktikan kalau sebenarnya aku akan membahas tentang cinta seorang perempuan yang ketika pikiran positif dan optimismenya bersatu namun hasilnya nihil. Pikiran negatifnya malah membuktikan hal itu dan pesimistis yang ada di dalam dirinya justru membuktikan hal yang paling dia takutkan.

Dialah perempuan yang aku sebut perempuan yang paling munafik dan naif. Dia pengecut dan egois. Tak pernah sekali pun dalam hidupnya dia memperjuangkan apa yang berhak dia dapatkan sebagai kebahagiaannya sebagai perempuan yang merdeka, dialah perempuan intelek yang terlalu sombong Karena prinsip dan idealismenya sehingga merugikan dirinya sendiri, bahkan melepaskan ornag yang sangat dia sayangi dan baru menyadari kalau ternyata dia sangat mencintai laki-laki itu. Siapakah dia sebenarnya? Aku belum bisa memberitahukan kepadamu siapa jati diri sebenarnya dari perempuan yang satu ini. Tapi kau bisa mengetahui siapa sebenarnya dia ketika kau telah bertemu dengan perempuan yang memiliki ciri seperti dia. 

Wataknya sekeras batu karang, hatinya dingin seperti gunung es yang ketika terkena terpaan panas terus menerus maka akan meleleh sedikit demi sedikit, gengsinya setinggi puncak Himalaya, dan ketika dia berjalan dengan kedua kakinya yang ia tahu hanya bagaimana bisa sampai ke tempat yang ditujunya tanpa menghiraukan apa saja yang ada di sekitarnya. Dan dialah perempuan yang bisa mengenalmu hanya dengan sekali tatapan matanya yang dalam, dia bukan cenayang bukan pula seorang paranormal, dia adalah dia.
Perempuan ini, bila saja dia menyentuhmu dengan jemarinya yang kasar karena pekerjaan rumah yang biasa dia kerjakan maka tak ada apa-apa yang akan kau rasakan selain kulitnya. Hanya saja asal kau tahu, dia akan menyentuhmu dengan kasih sayang yang jarang diberikannya kepada sembarang karena yang ia tahu adalah kasih sayang hanya untuk orang-orang tertentu dan rasa suka bisa untuk siapa saja. 

Sungguh perempuan yang aku sembunyikan jati dirinya ini pernah berkata kepadaku dengan kesungguhan yang aku rasa memang benar apa yang dia katakan itu,

Bila saja hatimu serasa terbakar ketika melihat laki-laki itu, itu karena kamu memang suka dengan dia melebihi cokelat yang biasa kau beli di toko depan kampusmu.
Kalau saja ketika mendengar suaranya dengan perempuan lain wajahmu serasa memerah dan terbakar terik matahari, itu karena kamu memang cemburu dengannya dan itu adalah normal dan bukan pula suatu kelainan yang ditimbulkan oleh reaksi kimia yang manusia sebut itu cinta.
Dan bila nanti kau akan mengorbankan segala yang kau punya demi laki-laki itu, dan memang benar dugaanku kau telah benar-benar jatuh cinta pada dirinya. Kau sudah pernah jatuh cinta padanya, dan ketika kau telah benar-benar cinta padanya itu bukan lagi jatuh cinta namanya tapi tak bisa berdiri karena cinta. Kamu munafik kalau mengingkarinya. Jangan jadi orang yang naif. Idealismemu terhadap laki-laki terlalu kompleks.

Sungguh perempuan yang berbicara padaku itu adalah perempuan yang bisa menyelami hati setiap insane yang sedang dilanda badai asmara, sungguh dia bisa menyentuh apa yang kamu sembunyikan di dasar hatimu walaupun kamu telah menyimpannya begitu rapat di relung hati yang menurutmu paling dalam. Dan dia telah melakukan kedua hal itu padaku. Jika saja dia adalah seorang laki-laki, mungkin aku akan jatuh cinta juga padanya. Aku memang gila. But did you know, crazyness is an important thing in a relationship.

Djogjakarta, 28 januari 2011

No comments: